Tadinya gw mo make 'Rasisme' sebagai judul tulisan ini, secara gw baru baca blog temen gw yang menggunakan judul yang sama, dengan topik yang ampir sama pula. Cuma, koq rada serem juga ya kalo didenger tuh kata? So, gw make diksi yang laen aja d.
What the heck is the problem? Inspirasi tulisan ini awalnya dari salah seorang temen baru gw (karena dia baru jadi mahasiswa FEUI, jadi dia baru aja jadi temen gw). Masalah cinta lah (biasa banget!!! Ups, nggak deh... tar ngambek, lagi...). Tapi, ada satu masalah yang cukup ngganggu bwt dy : they're not in the same 'race'...... Arrrggghhhh, hare geneeee??? Masih ada yang gituan??? Pliss deh, males banget kalo sampe hal yang satu itu jadi alasan penghambat kehidupan sosial homo sapiens, yang katanya berbudaya dan berlogika... Di mana logikanya coba, loe kira bisa milih, mo lahir dari kelompok mana, dari kelas/strata sosial yang mana, or dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan tertentu??? Ble'e banget seh!!! Jujur aja, gw paling benci ama hal-hal diskriminatif kayak gitu... Entah, koq kayaknya rasa 'empati' gw lebih dari wajar (gw rasa seh), tapi mungkin ini juga karena perjalanan idup gw, n beberapa pengalaman yang pernah gw alamin. Waktu bocah (2 SD or somethin'), gw sering banget dalam perjalanan pulang dari sekolah (gw jalan kaki) diteriakin ama anak2 yg gak jelas. Mending kalo diteriakin "WOI GANTENG!!!" ato "EH, COWOK KEREN!!!" (:p) yang ada malah mereka neriakin ras gw (at least, that's what they thought, since actually I have nothing in inheritance that related with what they thought I have!!!) Quite silly huh!!! Emang seh, secara penampilan gw dulu, kayaknya rada2 mirip, but come on! kalo pun ada, sapa coba yang seneng digituin!
People (in Indonesia especially) should try to put more respect on the others. And I'm not talking in a single area only (race/ethnics) but also in much, much broader field: tribes, social classes, physical appearance, and of course Religion!!!
Now on, I can only thank God 'coz hubungan yang lagi gw jalanin nggak dapet halangan seperti yang katanya biasanya bakal muncul. Well, openness is the key, I think (And it's time for us to do open our eyes).
For you, my dear friend, kalau memang itu yang hatimu katakan, beranilah untuk mendengarkannya. Menutup telinga, berpaling, bahkan menyangkal nggak bakal bikin beres, apalagi bikin tenang. Just like the old proverb says: "You'll never know 'till you've tried"... Kalo pun banyak tantangan, ya jalanin aja lah ya. At least you can show your dignity in it (tp tentunya setelah pertimbangan akan risk-return n probability of certain results' occurence. Anak FE, kan?)...
Love will find its way... Eventually...
No comments:
Post a Comment