Monday, January 25, 2021

After so many while 


Oh my! This blog still works! Up and running, my friend.

Tuesday, April 03, 2012

Mencoba meja yang berbeda

Pagi ini ndak langsung ke Kramat,
tapi ke XPrins, karena ada pekerjaan yang mesti diurus lewat agen external (;P)

Lagi nyoba meja-nya Mas Sarji.
Enak juga meja di sini, suasananya agak-agak sunyi...
Senang rasanya dalam keheningan di sini.

Masih pagi, jadi masih bisa sambil fesbuk-an...
Malah ada si dia lagi.. Senyummm :))))
Galau mode deh gw pagi-pagi!

Oh, marilah kita bekerja.
Kerja, Nal!
Kerja!!!

Monday, April 02, 2012

Terima kasih Tuhan Yesus

Hari ini, Senin tanggal 2 April 2012.. Aku sungguh bersyukur kepada Tuhan.
Sungguh Bapa, hari ini aku merasakan kasih dariMu.
begitu berat persoalan dan problem yang aku rasakan pagi ini..
Begitu tidak tenangnya aku pagi ini, begitu beratnya hati dan jiwaku ketika aku bangun dari subuh tadi..
Sungguh Bapa, aku kehilangan arah, dan aku tidak tahu bagaimana aku akan mampu melewati hari ini.

Tapi seiring jalannya waktu Tuhan,
aku jadi sadar bahwa sekalipun aku hampir melupakan Engkau, Engkau sungguh ada dan memperhatikan aku.
Aku sadar Bapa, sekalipun begitu jahatnya aku padaMU,
betapapun aku telah menghujat dan menyakiti hatiMu,
Engkau tetap mengasihi aku.. Engkau tetap mengulurkan tanganMu padaku..

Semakin hari berakhir, tanpa aku sadari bahwa Engkau sungguh telah mengatasi masalah-masalahku..
Semua persolan yang tadinya begitu besar bagiku di pagi hari, perlahan telah Engkau kikis

Terima kasih Tuhan,
aku tahu aku masihlah seorang manusia lemah,
seorang pria yang masih sangat lemah ketika menghadapi nafsu duniawinya
seorang manusia yang masih akan kerap menghadapi berbagai cobaan..


Tapi malam ini aku berdoa dan menyapaMu Bapa,
malam ini aku ingin sekali lagi memanggil Engkau Abba,
aku ingin mendapat izin untuk menjatuhkan diri di pelukanMu dan merasakan betapa erat, betapa hangat rasa sayangMu kepadaku.


Tuhan Yesus,
minta tolong, agar Engkau berkati juga keluargaku.
Tolong berkati dan jaga Pap ya Tuhan. Sungguh aku mengasihi Pap, dan aku menyerahkan dia kepadaMu..
Well, juga kepada Eve Engkau bantu sembuhkan dia juga Bapa.
Teman, Tuhan..

Bapa, dalam kesempatan ini, sekalian juga aku ingin minta petunjuk dan kebijaksanaan dariMu.
Sungguh aku tidak mengerti bagaimana mengelola uangku. Yang sesungguhnya adalah uangMu, Tuhan.
Bapa, begitu terikat hatiku kepada uang, begitu berat rasa khawatirku terhadap kebutuhan dunia..

Mohon ya Tuhan, Engkau mau buka mataku, Engkau mau buka hatiku ya Bapa..
Tunjukkan jalannya Bapa, bagaimana agar aku sungguh jadi anak yang membuat Engkau tersenyum.
Aku ingin menyenangkan hatiMu, Tuhan.



Yesus,
aku sayang padaMu
Terima kasih


Tuhanlah gembalaku, dan aku tak akan kekurangan..
'cause I can see the light, that is coming for the heart that holds on
and There will be an end for this trouble but until that day comes
still i will praise You. Still i will praise You.


Amin.

Wednesday, March 07, 2012

Aku di Sydney

Sendiri di tengah malam ini, diluar hujan cukup deras.
Masih belum bisa tidur, terlalu banyak yang dikhawatirkan.
Weker sudah berbunyi dua kali, tapi tak ada guna, toh aku sudah bangun..

Sedang galau, sebagaimana memang akhir-akhir ini..
Binging menentukan pilihan, serasa usia belum benar-benar jadi cerminan
Lalu entah harus bagaimana??

Just wanna run,
Ada yang baru bisakah dijalani? Ada yang masih terpendam di hati, tak bisa dipungkiri, ada pula kisah lalu yang rasanya masih menyimpan pilu...
Tapi harus maju terus...

Ah mengapa jadi meracau seperti ini?
Biarin saja, toh tulisan ini tak akan terbaca oleh siapapun
Aku adalah penguasa duniaku, dan dalam duniaku aku berkuasa


Selamat malam dunia

Friday, June 10, 2011

Welcome to Megapolitan

Tulisan ini aku buat di sela-sela kesibukanku di kantor.
Saat menjadi orang pertama yang datang meeting, dan masih menunggu kehadiran peserta rapat lainnya.

Sunyi, dingin, sendiri..
Entah mengapa, perasaan saat ini seakan menjadi cermin dari apa yang aku rasakan atas kehidupan di Jakarta selama beberapa bulan terakhir. Well, memang 'ndak sebegitunya sih, tapi sedikit banyak memang seperti itu.

Hiruk pikuk kehidupan di kota metropolis ini masih mematrikan unsur keterkejutan dalam diriku, yang sampai Februari kemarin masih berdomisili di kota minyak, Balikpapan. It's totally different. The people, the working pace, the attitude, the air and pollution, the customs, everything seems so dramatically different and as though these two cities exsist in such a different dimension...

I just miss my old times, when I still have time to read some books, when I still have opportunity to exercise in the morning and/or in the evening without concerning about my rest time. When I have a lot of spare times to simply be alone and enjoy that particular time, and also of course when I have the luxurious options of time to take my private session with my Father Lord.

In Jakarta, everyone seems to be chased by something. Like there's no second chances. Like there's no mercy for the losers. Like there's no place for simply trust others. Like there's no option to be an easy-goer. Like there's no life...


Yeah, I know it's so much exaggerating the situation.
I do know some people that really enjoy Jakarta and live happily in this big city.

Like one of the quotation that I read before (forget where and when :p) :
"Heaven. It isn't the matter of where you are. It is where your heart is."

Hmm, I guess that's quite true. I'm here in Jakarta, but I can't find



Semoga...


Wednesday, June 08, 2011

Tentang cita-cita

Pagi ini hati merasa agak trenyuh gara-gara melihat sebuah foto yang dipasang di facebook seorang teman lama waktu kuliah dulu...

Judulnya so catchy : Langit Impian...

Setelah melihat foto itu, jadi bertanya sama diri sendiri, kapan ya terakhir kali aku memikirkan cita-citaku sendiri...

Waktu kecil aku ingin jadi Uskup...
Masuk SD, aku ingin jadi pilot...
Bertahan sampai SMP, aku tetap ingin jadi pilot...
Masuk SMA, pengaruh lingkungan, berniat jadi tentara...
Lulus SMA, akhirnya memilih kehidupan sipil, dan mencoba kembali ke arah penerbangan...

Tes di Curug...
Administrasi, lolos...
Kesehatan 1, lolos...
Kemampuan akademik, lolos...
Kesehatan 2, lolos...
Uji bakat terbang... tidak lolos... :(
OK, it's not my path, then.


Selanjutnya mengikuti perkuliahan di FEUI Depok...
Bermimpi menjadi High-Level International Financial Executive...

Lulus kuliah,
Apply di Bank A...
Apply di Bank B...
Apply di Sekuritas C...
Apply di Insitusi D...
Apply di Perusahaan E...
Apply di Asuransi F

Semuanya masih proses, dan selang beberapa minggu menunggu wisuda, muncul panggilan tes di Perusahaan G..
Ujiannya cepat, status lulus seleksi, remunerasi menarik, dan jadilah aku seorang Account Manager...

Sampai tiga bulan lalu, akhirnya kebutuhan organisasi mengantarkan aku ke posisi baru (posisi yang sekarang) : Business Consultant (well, actually the official title is "Principal", but basically it's just the same :p)



Kembali ke topik utama,
akhir-akhir ini agak lebih sering berpikir, sudahkah keberadaanku yang sekarang memenuhi hasrat terdalam yang pernah ada?
Pertanyaan ini tentunya muncul karena ada indikasi sesuatu tersebut jujur belum terpenuhi....

Alasan klasik, kebutuhan, adanya yang masih perlu ditopang, dan kurangnya keberanian membuat diri ini mengurungkan niat untuk bertanya dengan lebih gencar....


Foto ini..
Alangkah irinya aku dengan mereka yang lugu.. Polos.. bebas menentukan isi hati, tak terkekang oleh lingkungan dan tradisi...


Aku hanya iri, karena saat ini aku belum bisa tersenyum seperti mereka,
Namun aku percaya, bahwa jalan yang ada bukan jalan yang sia-sia :)





PS : Sukses dan goodluck buat Roy (salah satu putra terbaik FEUI dan negeri ini, yang memilih berbakti untuk membagikan ilmu dan impian untuk bocah-bocah pedalaman yang hampir terlupakan)..
Your dream is awesome, bro! And you're about to reach it!

Sunday, September 12, 2010

Tahan Menderita

Kemarin sore, tiba-tiba saja teringat materi pelajaran KN/KP (Kenusantaraan dan Kepemimpinan) jaman SMA dulu (sebuah SMA terpencil di Lembah Tidar nan sunyi).

Waktu itu sudah kelas 3, dan ujian cawu II.
Entah mengapa, semangat menghapal untuk mata ujian yang satu ini lagi menggebu-gebu-nya. Salah satu alasan yang aku ingat, ingin coba dapat nilai 100 (mantap!).
Bermacam-macam materi dibuat daftar ringkasannya, daftar poin-poinnya, dan flowchart-nya. Pokoknya rela begadang dan niat abizzz...
Well, the final result akhirnya memang tidak dapat 100 :(. Kalau ndak salah, 'hanya' dapat 94 atau 96 gitu. Tapi ada kepuasan sendiri dalam mengejar nilai itu...

Back to the present, apa yang ingin aku coba sharing adalah salah satu poin nilai seorang pemimpin. Namanya pemimpin, nilai-nilai yang dia punya pastinya positif semua lah ya. Lupa lengkapnya apa aja, tapi satu poin jadi trade-mark dan membekas tersendiri : TAHAN MENDERITA.

Pertama baca, wah apa lagi neh? Serem amat sih? Menderita, Loe aja kali!
Tapi, setelah permenungan dan pemikiran yang lebih lama dan mendalam, memang satu poin ini yang bikin unik seseorang.

Mari ambil satu contoh sederhana, kalau ada dua orang yang punya kemampuan kurang lebih setara, berkompetisi, lalu salah satu lebih unggul, apa yang membedakan?
Salah satu jawaban yang logis adalah karena si unggul itu melakukan sesuatu yang 'lebih' daripada yang tidak unggul.



Apa yang membedakan cowok dengan flat stomach dengan cowok yang 'family-pack'?
Simple, yang flat rutin sit-up tiap pagi dan sore, sementara yang 'packers' langsung santai dan beristirahat :p

Simple-nya : Tahan menderita.



Apa yang membedakan salesperson yang baik dan yang kurang baik?
Simple, yang satu mengorganisir pekerjaannya dengan baik, mengefisiensikan sales flow-nya, dan rajin. Sementara yang satunya, just let it flow...
Yang rajin tahan untuk melakukan satu call lagi. Satu saja call lagi. Dan satu call lagi. Sedangkan yang satunya, sudah memikirkan pulang, walaupun masih jam setengah empat dan bell ceklokan baru berbunya satu setengah jam lagi.

Simple-nya : Tahan menderita.



Apa yang membedakan orang yang baik dan yang kurang baik?
Simple, yang satu mau membantu orang lain. Sedangkan yang satunya lagi tidak.
Semua orang pasti punya masalah. Semua orang pasti punya alasan. Tapi hanya mereka yang bisa menahan diri dari kenikmatan quo-status lah yang benar-benar punya nilai lebih.

Simple-nya : Tahan menderita.



Well, ini sekedar pemikiran yang muncul kembali, setelah lama ter-endap.
Munculnya juga waktu mau mulai lari sore.
The end result of yesterday's jogging, waktu sudah mau menyerah, I keep saying to myself : "Tahan menderita! Tahan menderita! Tahan!"
Lumayan berhasil.

Bisa dicoba :)


------------------------


Btw, kalau-kalau saja sedang galau dan mulai lupa untuk apa 'ini', put your source of motivation!
Buat daku, it's my family...














Dan tentunya, si Cantik.. :)