Suasana KCP-nya (Kantor Cabang Pembantu) tergolong pe-we sih menurut gw. Yah, mungkin juga gara2 sepi kali, makanya suasanya tenang, dingin, dan santai (mbak-mbaknya juga baik dan cantik lho :p).
Akhirnya, gw memiliki rekening deposit gw sendiri. OK, nominalnya memang sangat kecil, tapi gw melakukan ini sebagai dasar dan sebagai bahan pelajaran. Well, hopefully di masa depan kemapanan finansial sudah bukan lagi impian... (udah ada perhitungan proyeksinya sih sampe beberapa tahun kedepan. Excel emang tokcer!)
Currently, ruang ESAC adalah posisi gw saat ini. Right in front of the SA's computer. Ruangan yang nyaman, berantakan, namun tetap menyenangkan (of course, you have the internet, the air conditioner, the free snacks (sometimes), and free drinks!!! What else can you say? Tapi tetep, kerjaan adalah nomer satu. Tiap ada job yang mesti gw lakukan, saya siap Ma'am :)
Sekarang parkir dulu, sampe' jam stengah 2, 'coz jam 2 gw ada janji ama li'l sista... Lucu juga kalo mikirin kegiatan gw sekarang... Berusaha menghabiskan waktu dengan men-capek-kan diri dan memenuhi pikiran dengan hal-hal lain selain 'itu'... Quite works sih... Kalo pun nggak berhasil, gw udah siapin duit bwt beli formulir pendaftaran J.Co. :P (wah, serasa program extension dong, masa' mahasiswanya lebih tuir dari dosen bahkan rektornya?)
Hidup pada dasarnya adalah baik,
Gw cuma coba membuat diri gw ikut merasa baik,
dan agak mencoba juga membuat yang lain menjadi lebih baik...
Well, eternal smile, maybe?
Sebuah blog yang diperuntukkan menulis pemikiran dan khayalan dari seorang anak manusia, satu dari sekian milyar lainnya...
Wednesday, January 31, 2007
Sekedar cerita (tahap satu)
Hari ini terasa sangat menyenangkan...
Beneran, kayaknya ada yang beda gitu...
Mungkin karena suhunya yang adem2 menyejukkan (tapi kayaknya nggak juga deh, kalo dingin kaya' gini mending masih molor di peraduan). Mungkin juga karena beban yang udah mulai berkurang akibat perjalanan waktu plus aktivitas 'membagi' dengan teman-temanku yang lain (thanx guys :>)
Mulai dari semalem, ada SMS tengah malem dari seseorang (halah, udah lama nggak melakukan hal macem ini), hehehe sebut aja li'l sista, yang akhirnya mengubah jadwal untuk hari ini (bingung gw, elo mau menang taruhan apa kalah seh? Peace... U know me lah :p)
Trus pagi-pagi bersemangat, di mana sudah memasuki hari kedua pelaksanaan PPT (Proyek Pembentukan Tubuh) yang mana sebenarnya merupakan PLP tahap dua, cuma dengan lebih sedikit kegiatan aeorial (ujan-ujan gini mana sempat keliling kampus atuh coy?).
Tapi heran aja, gara-gara ademnya suhu ruangan gw nggak keringetan seperti hari sebelumnya... Entah bagus apa tidak...
Dilanjut dengan PIKK (Proyek Investasi Kecil-Kecilan).
Ceritanya (cerita di dalam cerita...) gw koq ngeliat bunga Taplus Mahasiswa nggak kompetitif ya? Maksudnya return-nya termasuk kecil gitu (maklum lah, tabungan biasa gitu loh!). Jadinya gw pingin bisa ada return yang lebih gede'. Cuma, karena emang modal finansial gw sebenarnya juga kecil banget, maka gw cari lah sarana yang mengakomodir keinginan gw (return yang lebih besar) plus tidak terhalang permasalahan gw (modal yang kecil)...
Ada banyak sih instrumen investasi yang gw tau (secara, gw anak Finance, semester delapan pula!), mulai dari Deposito, Mutual Funds (reksa dana/RD), obligasi, saham, dll. Setelah analisis singkat, yang paling memungkinkan untuk gw ambil adalah antara RD ato deposito. Nah, karena gw tipikal 'risk-averse' jadi gw prefer deposito aja.
Next step adalah searching siapa penyedia layanan yang paling cocok dengan kondisi gw... Wah lumayan seru deh, serasa jadi MaTre beneran (Manajer Treasuri, booo!!! Jabatan yang gw impikan di dunia perbankan). Browsing-browsing interest siapa yang lebih tinggi, trus minimal saldonya berapaan, syarat2nya apa aja, ya gitu-gitu deh...
PIKK ini juga diinspirasi dari bukunya Om Safir Senduk yang judulnya "Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya?". It's really a good book, and it's logic too... Makanya, sebelum jadi karyawan beneran, gw simulasi dulu deh dengan PIKK itu tadi :)
Finally, gw menjatuhkan pilihan pada depoBRI (produknya Bank Rakyat Indonesia). Nggak lama-lama seh, gw ambil yang 1-bulanan... Pingin liat apa hasilnya...
Kantornya kan di Psiko tuh, jadi ke sana deh gw pagi ini (sebelumnya, ngambil duit dulu di ATM, dan karena pecahannya 50ribuan dompet gw jadi gak bisa dilipet :( Wah, untung aman-aman saja UI ini. Terima kasih pak Satpam :> )
Beneran, kayaknya ada yang beda gitu...
Mungkin karena suhunya yang adem2 menyejukkan (tapi kayaknya nggak juga deh, kalo dingin kaya' gini mending masih molor di peraduan). Mungkin juga karena beban yang udah mulai berkurang akibat perjalanan waktu plus aktivitas 'membagi' dengan teman-temanku yang lain (thanx guys :>)
Mulai dari semalem, ada SMS tengah malem dari seseorang (halah, udah lama nggak melakukan hal macem ini), hehehe sebut aja li'l sista, yang akhirnya mengubah jadwal untuk hari ini (bingung gw, elo mau menang taruhan apa kalah seh? Peace... U know me lah :p)
Trus pagi-pagi bersemangat, di mana sudah memasuki hari kedua pelaksanaan PPT (Proyek Pembentukan Tubuh) yang mana sebenarnya merupakan PLP tahap dua, cuma dengan lebih sedikit kegiatan aeorial (ujan-ujan gini mana sempat keliling kampus atuh coy?).
Tapi heran aja, gara-gara ademnya suhu ruangan gw nggak keringetan seperti hari sebelumnya... Entah bagus apa tidak...
Dilanjut dengan PIKK (Proyek Investasi Kecil-Kecilan).
Ceritanya (cerita di dalam cerita...) gw koq ngeliat bunga Taplus Mahasiswa nggak kompetitif ya? Maksudnya return-nya termasuk kecil gitu (maklum lah, tabungan biasa gitu loh!). Jadinya gw pingin bisa ada return yang lebih gede'. Cuma, karena emang modal finansial gw sebenarnya juga kecil banget, maka gw cari lah sarana yang mengakomodir keinginan gw (return yang lebih besar) plus tidak terhalang permasalahan gw (modal yang kecil)...
Ada banyak sih instrumen investasi yang gw tau (secara, gw anak Finance, semester delapan pula!), mulai dari Deposito, Mutual Funds (reksa dana/RD), obligasi, saham, dll. Setelah analisis singkat, yang paling memungkinkan untuk gw ambil adalah antara RD ato deposito. Nah, karena gw tipikal 'risk-averse' jadi gw prefer deposito aja.
Next step adalah searching siapa penyedia layanan yang paling cocok dengan kondisi gw... Wah lumayan seru deh, serasa jadi MaTre beneran (Manajer Treasuri, booo!!! Jabatan yang gw impikan di dunia perbankan). Browsing-browsing interest siapa yang lebih tinggi, trus minimal saldonya berapaan, syarat2nya apa aja, ya gitu-gitu deh...
PIKK ini juga diinspirasi dari bukunya Om Safir Senduk yang judulnya "Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya?". It's really a good book, and it's logic too... Makanya, sebelum jadi karyawan beneran, gw simulasi dulu deh dengan PIKK itu tadi :)
Finally, gw menjatuhkan pilihan pada depoBRI (produknya Bank Rakyat Indonesia). Nggak lama-lama seh, gw ambil yang 1-bulanan... Pingin liat apa hasilnya...
Kantornya kan di Psiko tuh, jadi ke sana deh gw pagi ini (sebelumnya, ngambil duit dulu di ATM, dan karena pecahannya 50ribuan dompet gw jadi gak bisa dilipet :( Wah, untung aman-aman saja UI ini. Terima kasih pak Satpam :> )
Sekedar mengetik... (Part Two)
Di sinilah pemikiran positif mulai menggerogoti gw. Kenapa gw pake istilah menggerogoti? Karena gw ternyata justru jadi orang dengan pemikiran positif yang berlebihan. For simplicity, malah jadi sangat 'nggak enak-an', nggak pingin nyusahin orang (mending gw yang repot), mending gw yang rugi, yang penting temen senang...
Yasu, dalam dunia pertemanan mungkin masih dapat ditolerir lah, tapi persoalan jadi lebih pelik dalam dunia yang 'lebih' dari sekedar pertemanan...
One of my favourite movie is "What Women Want", played by Mel Gibson...
Kenapa gw suka film itu? Karena it seems like a dream come true. Apa coba maunya perempuan? Tidak bisa kah sekedar melakukan perbuatan baik pada mereka? Tidak bisa kah hanya sekedar melakukan hal-hal menyenangkan pada mereka? Yah, karena isi pikiran adalah hak prerogatif ia yang memiliki pikiran tersebut, gw hanya bisa menjadi pihak penebak, sekaligus pihak pengusaha (maksudnya, pihak yang melakukan usaha)...
Mari berusaha...
Mari jadikan dunia ini tempat hidup yang lebih baik...
Yasu, dalam dunia pertemanan mungkin masih dapat ditolerir lah, tapi persoalan jadi lebih pelik dalam dunia yang 'lebih' dari sekedar pertemanan...
One of my favourite movie is "What Women Want", played by Mel Gibson...
Kenapa gw suka film itu? Karena it seems like a dream come true. Apa coba maunya perempuan? Tidak bisa kah sekedar melakukan perbuatan baik pada mereka? Tidak bisa kah hanya sekedar melakukan hal-hal menyenangkan pada mereka? Yah, karena isi pikiran adalah hak prerogatif ia yang memiliki pikiran tersebut, gw hanya bisa menjadi pihak penebak, sekaligus pihak pengusaha (maksudnya, pihak yang melakukan usaha)...
Mari berusaha...
Mari jadikan dunia ini tempat hidup yang lebih baik...
Sekedar mengetik... (Part One)
Kenapa sekedar mengetik? karena pingin aja. Tulisan kali ini mungkin gak penting dan gak jelas, jadi bisa di-skip bisa dibaca...
Yah, hari2 gw berlalu dengan perasaan yang masih nggak jelas... Udah capek nih selalu mendengungkan kata "KENAPA?" tapi tetep nggak bisa ada yang jawab yang bikin gw mengerti... Kenapa coba?
Mungkin bener kata sepupu gw, kayaknya jadi orang tuh nggak boleh terlalu naif. Nggak boleh terlalu polos. Nggak boleh terlalu 'protagonis' (istilah gw sendiri sih). Pokoke, nggak usah terlalu baik-baik deh!...
Benarkah demikian?
Sudah untuk waktu yang cukup lama, gw menyadari kekurangan gw di masa kemaren (yah, sampe jaman SMA lah)... Hidup lebih banyak sendirian, tertutup, dingin, n mengendap-ngendap...
Asli, rasanya aneh n cenderung membingunkan. Well, gw tersadar kayaknya pas ngadepin dunia kampus (kuliah maksudnya, soalnya SMA gw juga sering disebut kampus). Ternyata hidup bisa lebih hangat, bisa lebih nyaman, bisa lebih menyenangkan, n tentunya bikin lebih hidup kalo gw menerapkan sistem sosial yang berbeda...
Yah, hari2 gw berlalu dengan perasaan yang masih nggak jelas... Udah capek nih selalu mendengungkan kata "KENAPA?" tapi tetep nggak bisa ada yang jawab yang bikin gw mengerti... Kenapa coba?
Mungkin bener kata sepupu gw, kayaknya jadi orang tuh nggak boleh terlalu naif. Nggak boleh terlalu polos. Nggak boleh terlalu 'protagonis' (istilah gw sendiri sih). Pokoke, nggak usah terlalu baik-baik deh!...
Benarkah demikian?
Sudah untuk waktu yang cukup lama, gw menyadari kekurangan gw di masa kemaren (yah, sampe jaman SMA lah)... Hidup lebih banyak sendirian, tertutup, dingin, n mengendap-ngendap...
Asli, rasanya aneh n cenderung membingunkan. Well, gw tersadar kayaknya pas ngadepin dunia kampus (kuliah maksudnya, soalnya SMA gw juga sering disebut kampus). Ternyata hidup bisa lebih hangat, bisa lebih nyaman, bisa lebih menyenangkan, n tentunya bikin lebih hidup kalo gw menerapkan sistem sosial yang berbeda...
Saturday, January 27, 2007
It Must Have Been......
Kenyataan...
Mimpi memang nggak boleh terlalu muluk...
Menikmati sesuatu boleh-boleh aja, tapi mengharapkan sesuatu yang lebih, mending gak usah aja deh...
Kegalauan akhirnya terjawab
Penantian akhirnya usai
n sekarang pertanyaan yang selalu gw dengungkan sudah tak perlu lagi diucap
Berat??? Pasti!
Sakit??? Nggak usah pake' nanya deh!
Pahit??? Stop it, will ya'? Can't you just enjoy it?
Kemaren gw seharian mengitari Plaza Semanggi... Special thanx bwt Fanda, my beloved cousin yang mengerti dan mau ngebantu gw 'kabur sesaat' dari goresan semalam sebelumnya...
Apa salahnya sih jadi orang naif? Kenapa gw nggak boleh sekedar jadi cowok baek? It was really an intriguing though, nice, discussion...
Whatever, I believe, it'll be something uneraseable...
Tapi setidaknya ada yang bisa gw pelajari...
Yasu...
Whatever that makes you happy deh!
Hmmmmmppphhhhh......
Now I really don't know what should I be...
----------------------------------------------
PS : Special bonus, song lyrics by Roxette:
It Must Have Been Love...
Lay a whisper on my pillow,
leave the winter on the ground.
I wake up lonely, there's air of silence,
in the bedroom, and all around.
Touch me now, I close my eyes and dream away.
It must have been love but it's over now.
It must have been love but I lost it somehow.
It must have been love but it's over now.
From the moment we touched, 'til the time had run out.
Make-believing we're together,
that I'm sheltered by your heart.
But in and outside I've turned to water,
like a teardrop in your palm.
And it's a hard winters day, I dream away.
It must have been love but it's over now.
It's all that I wanted, now I'm living without.
It must have been love but it's over now,
it's where the water flows, it's where the wind blows.
Mimpi memang nggak boleh terlalu muluk...
Menikmati sesuatu boleh-boleh aja, tapi mengharapkan sesuatu yang lebih, mending gak usah aja deh...
Kegalauan akhirnya terjawab
Penantian akhirnya usai
n sekarang pertanyaan yang selalu gw dengungkan sudah tak perlu lagi diucap
Berat??? Pasti!
Sakit??? Nggak usah pake' nanya deh!
Pahit??? Stop it, will ya'? Can't you just enjoy it?
Kemaren gw seharian mengitari Plaza Semanggi... Special thanx bwt Fanda, my beloved cousin yang mengerti dan mau ngebantu gw 'kabur sesaat' dari goresan semalam sebelumnya...
Apa salahnya sih jadi orang naif? Kenapa gw nggak boleh sekedar jadi cowok baek? It was really an intriguing though, nice, discussion...
Whatever, I believe, it'll be something uneraseable...
Tapi setidaknya ada yang bisa gw pelajari...
Yasu...
Whatever that makes you happy deh!
Hmmmmmppphhhhh......
Now I really don't know what should I be...
----------------------------------------------
PS : Special bonus, song lyrics by Roxette:
It Must Have Been Love...
Lay a whisper on my pillow,
leave the winter on the ground.
I wake up lonely, there's air of silence,
in the bedroom, and all around.
Touch me now, I close my eyes and dream away.
It must have been love but it's over now.
It must have been love but I lost it somehow.
It must have been love but it's over now.
From the moment we touched, 'til the time had run out.
Make-believing we're together,
that I'm sheltered by your heart.
But in and outside I've turned to water,
like a teardrop in your palm.
And it's a hard winters day, I dream away.
It must have been love but it's over now.
It's all that I wanted, now I'm living without.
It must have been love but it's over now,
it's where the water flows, it's where the wind blows.
Tuesday, January 16, 2007
More Than Surut...
Kering...
dan, hampir kerontang...
masih nggak habis pikir, kenapa mesti ada tahap ini!!!
Benci banget!!!
Tahap yang bikin gw - sekali lagi - merasakan berada pada pihak penerima keputusan
Tahap yang bikin gw - sekali lagi - berasa nggak bisa ngapa-ngapain
Tahap yang bikin gw - sekali lagi - dipaksa menunggu...
Tahap yang bikin gw - sekali lagi - berdebar2
Well, bedanya, kali ini gw masih belum tau apa yang gw pingin!!!
Bodoh? Yup!
Yasu, gw mencoba bertahan deh...
May the force be with person.........
~SatuJutaDuaRatusSembilanRibuEnamRatusDetikTerpanjangYangPernahGwRasakan!!!~
dan, hampir kerontang...
masih nggak habis pikir, kenapa mesti ada tahap ini!!!
Benci banget!!!
Tahap yang bikin gw - sekali lagi - merasakan berada pada pihak penerima keputusan
Tahap yang bikin gw - sekali lagi - berasa nggak bisa ngapa-ngapain
Tahap yang bikin gw - sekali lagi - dipaksa menunggu...
Tahap yang bikin gw - sekali lagi - berdebar2
Well, bedanya, kali ini gw masih belum tau apa yang gw pingin!!!
Bodoh? Yup!
Yasu, gw mencoba bertahan deh...
May the force be with person.........
~SatuJutaDuaRatusSembilanRibuEnamRatusDetikTerpanjangYangPernahGwRasakan!!!~
The Holiday... (Part Two)
Berkeliling mall menjadi agenda hari Sabtu. Lumayan juga, nggak beda jauh lah ama yang ada di Jakarta n Depok, selain itu, setelah bertahun-tahun, untuk pertama kalinya juga gw makan di A&W! (norak banget yah! Secara, di DeTozz juga ada tuh barang). Akhirnya, sebagai bukti bahwa kami ber-enam (me and my cousins) benar-benar telah melakukan peziarahan ini, tak lupa tentunya mampir ke M-Studio... Poto-potonya menyusul yah... :)
Hari Minggu, 24 Desember, diisi dengan dua acara wajib: (1) Agenda tetap, Misa Malam Natal di St. Ignatius (gereja yang banyak menorehkan pengalaman bwt gw), n (2) Agenda-tidak-tetap-terjadwal: berburu untuk EOM (Gosh, her birthday is getting close so soon!), yang dilakukan di siang harinya.
Bwt perburuan, sungguh sayang seribu sayang, burungnya abang terbang ke laut. Pingin ngasih hadiah yang jarang, nggak ketemu barang dimaksud...
Mungkin juga gara-gara gw mayoritas huting di mall-mall n pusat perbelanjaan kali' ya. Tapi gw juga sempet keliling di siang bolong tembus pandang (sumpeh, sekarang di sono panas banget! Hukum karma kali' ye, masa' pantai direklamasi bwt bangun mall!) ke pasar yang gw tau, ditambah berkunjung pula ke Suku Dinas Pariwisata PemDa. Eh, yang tersedia kebanyakan barang-barang bwt dipajang di rumah gitu deh (macem topeng-topeng aneh dan patung2 semacamnya. Oh leluhur, maafkanlah keturunanmu yang tidak respect pada patungmu ini...)
At the end, gw menjatuhkan keputusan (akibat keputusasaan) untuk memilih sebuah bros. Modelnya kupu-kupu mungil (Thanks God, she likes it! :> ), cara pembeliannya pun sekaligus jadi pengalaman pertama gw menggunakan BNI Card!
~Sekilas info, bwt kamu-kamu pemegang BNI Card (bukan yang KTM loh ya :p ), jangan sampe meletakkan kartu kamu sembarangan, 'coz ternyata dalam transaksi nggak ada mekanisme identifikasi dan pengamanan yang berarti (kae' PIN, password, or such).
Cara transaksinya tinggal kasih kartu, gesek, trus tanda-tangan slip. Itu ajah! (tanda-tangan bisa ditiru dari contoh di belakang kartu).
So... Waspadalah! Waspadalah!!!~
Lanjut, malem Natalnya ya ritual wajib Misa (gak kebagian duduk di dalem :< Penuh banget, hix...) dilanjut makan besar sekeluarga besar (20an orang!)... Sangat kenyaaaaaangggg ;p
Oh iya, sepupu gw si Rama pas Sweet-Seventeen hari itu (24 Des). Gak ada perayaan gede sih, cuma kenduri intern aja. Soalnya Pa'Lasut, bokapnya Rama ultah tanggal 26-nya, n perayaannya bakal digabung aja... (lagi-lagi, melewatkan kesempatan memb*bi sepuasnya... :< )
Yah, besoknya (25 Des) ogut pulang deh... Rada kembali cemas seh, naek pesawat lagi soalnya...
Tapi, nggak bisa nggak lah ya, wong 26-nya ada Ujian Amat Sadis di Fakultas Edan Universitas Idiiiihhhh!!!
Perjalanannya kali ini langsung, MDO-JKT, nggak ada acara mampir-mampir... Lebih nyeremin tuh, karena berarti gw lebih lama di udara......
Kecemasan tinggallah kecemasan, karena akhirnya pesawat tiba dan mendara dengan suksesnya... (wuih sujud syukur deh langsung)
A journeys' end is another journeys' start...
UAS, here I come...!!!
Hari Minggu, 24 Desember, diisi dengan dua acara wajib: (1) Agenda tetap, Misa Malam Natal di St. Ignatius (gereja yang banyak menorehkan pengalaman bwt gw), n (2) Agenda-tidak-tetap-terjadwal: berburu untuk EOM (Gosh, her birthday is getting close so soon!), yang dilakukan di siang harinya.
Bwt perburuan, sungguh sayang seribu sayang, burungnya abang terbang ke laut. Pingin ngasih hadiah yang jarang, nggak ketemu barang dimaksud...
Mungkin juga gara-gara gw mayoritas huting di mall-mall n pusat perbelanjaan kali' ya. Tapi gw juga sempet keliling di siang bolong tembus pandang (sumpeh, sekarang di sono panas banget! Hukum karma kali' ye, masa' pantai direklamasi bwt bangun mall!) ke pasar yang gw tau, ditambah berkunjung pula ke Suku Dinas Pariwisata PemDa. Eh, yang tersedia kebanyakan barang-barang bwt dipajang di rumah gitu deh (macem topeng-topeng aneh dan patung2 semacamnya. Oh leluhur, maafkanlah keturunanmu yang tidak respect pada patungmu ini...)
At the end, gw menjatuhkan keputusan (akibat keputusasaan) untuk memilih sebuah bros. Modelnya kupu-kupu mungil (Thanks God, she likes it! :> ), cara pembeliannya pun sekaligus jadi pengalaman pertama gw menggunakan BNI Card!
~Sekilas info, bwt kamu-kamu pemegang BNI Card (bukan yang KTM loh ya :p ), jangan sampe meletakkan kartu kamu sembarangan, 'coz ternyata dalam transaksi nggak ada mekanisme identifikasi dan pengamanan yang berarti (kae' PIN, password, or such).
Cara transaksinya tinggal kasih kartu, gesek, trus tanda-tangan slip. Itu ajah! (tanda-tangan bisa ditiru dari contoh di belakang kartu).
So... Waspadalah! Waspadalah!!!~
Lanjut, malem Natalnya ya ritual wajib Misa (gak kebagian duduk di dalem :< Penuh banget, hix...) dilanjut makan besar sekeluarga besar (20an orang!)... Sangat kenyaaaaaangggg ;p
Oh iya, sepupu gw si Rama pas Sweet-Seventeen hari itu (24 Des). Gak ada perayaan gede sih, cuma kenduri intern aja. Soalnya Pa'Lasut, bokapnya Rama ultah tanggal 26-nya, n perayaannya bakal digabung aja... (lagi-lagi, melewatkan kesempatan memb*bi sepuasnya... :< )
Yah, besoknya (25 Des) ogut pulang deh... Rada kembali cemas seh, naek pesawat lagi soalnya...
Tapi, nggak bisa nggak lah ya, wong 26-nya ada Ujian Amat Sadis di Fakultas Edan Universitas Idiiiihhhh!!!
Perjalanannya kali ini langsung, MDO-JKT, nggak ada acara mampir-mampir... Lebih nyeremin tuh, karena berarti gw lebih lama di udara......
Kecemasan tinggallah kecemasan, karena akhirnya pesawat tiba dan mendara dengan suksesnya... (wuih sujud syukur deh langsung)
A journeys' end is another journeys' start...
UAS, here I come...!!!
Friday, January 05, 2007
The Holiday... (Part One)
Nggak afdol kelihatannya jika sudah menceritakan perjalanan menuju sesuatu (baca : Turbulence), tapi justru belum menceritakan sesuatu-nya itu sendiri. So, dengan segala keikhlasan yang terpadu, disertai rasa rela yang tulus, gw mempersembahkan kisah liburanku.
Begini ceritanya...
Sebagaimana yang telah diketahui oleh khalayak umum nan ramai, bahwasanya fakultasku tercinta, FEUI - sang kampus idaman sejuta umat, memiliki tradisi tercela dan amat tidak terpuji. Apakah tradisi yang dimaksud, sodara-sodara?
Tidak lain tidak bukan,
tiada sulap apalagi sihir.
Setiap Natal dan taon-baruan,
pasti kebayang Ujian Akhir!!!
Konsekuensi logis pastilah ada, dan taun kemaren (cieeee, udah make 'taun kemaren'... Padahal belum juga seminggu!), liburan gw lah yang terganggu. Gak tanggung-tanggung pula, kalo sekedar liburan biasa seh gapapa. Masalahnya, ini pertama kalinya gw balik kampung halaman setelah bertahun-tahun merantau! (Bleh, bahasa 'lo, jek! Lahir di Jakarta aja sok rantau segala kau!). Singkatnya, perliburan gw hanya efektif 2 (dua) hari saja, yakni hari Sabtu dan Minggu, 23 & 24 Desember 2006.
Pulangnya Senin pagi,
Berangkatnya Jumat sore.
Nggak usah nanya lagi!
Yang ada malah cape'!
Berbeda.
Bertumbuh.
Berkembang.
Dan tentunya, BERUBAH!
Yah, demikianlah kata-kata yang bisa mendeskripsikan pendapatku tentang Kota Bubur yang satu ini. (Bwt yang belum tau, salah sati icon-nya yang paling terkenal adalah Bubur Manado. Yah tentu saja selain 'Bibir Manado'... Dua-duanya sama-sama manis dan bikin 'nagih... :p)
Dulu, yang ada palingan Gedung Matahari Department Store, plus Timezone-nya di lantai 4. Well, plus beberapa supermarket 'lokal' tentunya. (Manado nggak 'ndeso-'ndeso banget loh ya!)
Sekarang, sebut saja ManToz (Manado Town Square), MM (Manado Mall), Manado-Mart, dll (ada lagi yang gw lupa namanya apaan...)
Menjadi metropolis dan makin konsumtif. Begitulah asumsi yang bergulir di pikiran gw. Sangat normal, mengingat hobi orang sono (halah, lu juga orang 'sono', dul!) yang demen 'gaul'...
Begini ceritanya...
Sebagaimana yang telah diketahui oleh khalayak umum nan ramai, bahwasanya fakultasku tercinta, FEUI - sang kampus idaman sejuta umat, memiliki tradisi tercela dan amat tidak terpuji. Apakah tradisi yang dimaksud, sodara-sodara?
Tidak lain tidak bukan,
tiada sulap apalagi sihir.
Setiap Natal dan taon-baruan,
pasti kebayang Ujian Akhir!!!
Konsekuensi logis pastilah ada, dan taun kemaren (cieeee, udah make 'taun kemaren'... Padahal belum juga seminggu!), liburan gw lah yang terganggu. Gak tanggung-tanggung pula, kalo sekedar liburan biasa seh gapapa. Masalahnya, ini pertama kalinya gw balik kampung halaman setelah bertahun-tahun merantau! (Bleh, bahasa 'lo, jek! Lahir di Jakarta aja sok rantau segala kau!). Singkatnya, perliburan gw hanya efektif 2 (dua) hari saja, yakni hari Sabtu dan Minggu, 23 & 24 Desember 2006.
Pulangnya Senin pagi,
Berangkatnya Jumat sore.
Nggak usah nanya lagi!
Yang ada malah cape'!
Berbeda.
Bertumbuh.
Berkembang.
Dan tentunya, BERUBAH!
Yah, demikianlah kata-kata yang bisa mendeskripsikan pendapatku tentang Kota Bubur yang satu ini. (Bwt yang belum tau, salah sati icon-nya yang paling terkenal adalah Bubur Manado. Yah tentu saja selain 'Bibir Manado'... Dua-duanya sama-sama manis dan bikin 'nagih... :p)
Dulu, yang ada palingan Gedung Matahari Department Store, plus Timezone-nya di lantai 4. Well, plus beberapa supermarket 'lokal' tentunya. (Manado nggak 'ndeso-'ndeso banget loh ya!)
Sekarang, sebut saja ManToz (Manado Town Square), MM (Manado Mall), Manado-Mart, dll (ada lagi yang gw lupa namanya apaan...)
Menjadi metropolis dan makin konsumtif. Begitulah asumsi yang bergulir di pikiran gw. Sangat normal, mengingat hobi orang sono (halah, lu juga orang 'sono', dul!) yang demen 'gaul'...
Monday, January 01, 2007
Turbulence...
Pernah naek pesawat?
Pernah menghadapi cuaca buruk?
Pernah terombang-ambing di udara?
Gw pernah... Dan sudah berulang kali pula (sejak sebelum hari jumat 22 Desember 2006).
Tapi, untuk pertama kalinya gw merasa takut (yup, for the first time) sepanjang pengalaman gw naek pesawat, sejak gw dipercayakan bokap bwt bolak-balik MDO-JKT dari kelas 2 SD (not to mention bolak-balik tiap taun pula, karena alasan keluarga yang terpisah di dua pulau dan diseberang lautan.
Goyangnya nggak tanggung2, udah bukan horisontal lagi (sekedar berayun ke kiri dan ke kanan), tapi udah diagonal, dan bahkan vertikal (and I'm serious on it)...
Gw ngelirik ke jendela (gw di tengah, adek gw Gina yg pas di samping jendela)...
OMG, ternyata qt lagi terbang di dalem awan... Yup, bukan di bawah, samping, ato di atas, melainkan di DALAM awan...
Bukan awan biasa pula, tapi awan mendung gitu deh...
Jendela udah basah ama embunnya tuh awan, and suddenly...
Flashlight gede nyambar dari sisi kiri pesawat (gw, Gina, n sepupu gw Wulan di sisi kanan)...
Heran gw, siapa toh yang badai-badai gini malah poto2...
Alamak, bukan blitz kamera tuh, ada kilat deket banget ama pesawat...
Seorang ibu yang pas duduk di sebelah kiri pesawat (satu baris di depan gw) mulai panik n teriak2 di kabin... Pramugarinya mo ndeketin, tapi malah sempoyongan, n nggak jadi...
Suasana cabin dah beneran tegang... Gw yakin semua orang udah mulai panik dengan cara mereka masing-masing...
Me...?
Pasrah udah jadi pilihan utama...
Kalo emang udah sekarang saatnya, mo ngapain lagi toh?
Eventually, we're managed to get out from that cursed cloud...
Langit biru langsung keliatan lagi (sekitar 20 menit-an sebelum landing di Balikpapan, transit)...
Udah berakhir?
Oh, belum sodara2...
setengah jam sebelum mendarat di Sam Ratulangi MDO, kejadian serupa kembali terulang, cuma, dalam skala yang lebih kecil dibanding yang pertama.
But, trust me, rasa paniknya justru lebih gede lagi... (will we make it again this time?)
Tapi, sejarah keselamatan juga ternyata kembali terulang...
N once again, gw termenung penuh syukur...
Berbeda juga emang rasanya kalo kita dalam situasi yang bikin kita bener2 ngerasa nggak punya power sama sekali...
Situasi di mana kita cuma jadi peserta...
Situasi di mana status kita hanyalah 'price-taker'...
Situasi di mana perbedaan bukanlah hal yang menjadi hak prerogatif kita...
Satu hal yg gw pelajari (hal yang sebenarnya udah berkali2 dijejalin ke otak gw, tapi belum pernah gw anggep serius...)
Hidup bukan dalam kontrol kita (manusia)...
So, selama lo masih bisa, jalanin lah dengan se-sedikit mungkin keluhan... Coz, from my humble opinion, we actually don't have the single right to do that...
Selain itu, loe gak bakal tau kapan saatnya dateng. Konsekuensinya, kelarin masalah yang elu bisa kelarin sekarang juga, at least secepatnya... (di akhir taun 2006 kemaren, langkah ini yg gw tempuh ama mereka yang 'acquinted' ama gw... And gosh, it's sooooo relieving... Bwt pertama kalinya gw merasa bener2 dianggap n diakuin... Feels so good to make them happy, also.)
Sekedar turbulence (goncangan di udara) mungkin cuma sebuah peristiwa kecil yang bisa jadi sudah biasa... Namun, sekedar goncangan tersebut setidaknya sudah memunculkan satu makna baru bwt gw (n mungkin beberapa orang lain di Pesawat Batavia Air tersebut)...
Kapan turbulence yang 'sebenarnya' akan menjemput...
Setidaknya, do something dulu lah...
Pernah menghadapi cuaca buruk?
Pernah terombang-ambing di udara?
Gw pernah... Dan sudah berulang kali pula (sejak sebelum hari jumat 22 Desember 2006).
Tapi, untuk pertama kalinya gw merasa takut (yup, for the first time) sepanjang pengalaman gw naek pesawat, sejak gw dipercayakan bokap bwt bolak-balik MDO-JKT dari kelas 2 SD (not to mention bolak-balik tiap taun pula, karena alasan keluarga yang terpisah di dua pulau dan diseberang lautan.
Goyangnya nggak tanggung2, udah bukan horisontal lagi (sekedar berayun ke kiri dan ke kanan), tapi udah diagonal, dan bahkan vertikal (and I'm serious on it)...
Gw ngelirik ke jendela (gw di tengah, adek gw Gina yg pas di samping jendela)...
OMG, ternyata qt lagi terbang di dalem awan... Yup, bukan di bawah, samping, ato di atas, melainkan di DALAM awan...
Bukan awan biasa pula, tapi awan mendung gitu deh...
Jendela udah basah ama embunnya tuh awan, and suddenly...
Flashlight gede nyambar dari sisi kiri pesawat (gw, Gina, n sepupu gw Wulan di sisi kanan)...
Heran gw, siapa toh yang badai-badai gini malah poto2...
Alamak, bukan blitz kamera tuh, ada kilat deket banget ama pesawat...
Seorang ibu yang pas duduk di sebelah kiri pesawat (satu baris di depan gw) mulai panik n teriak2 di kabin... Pramugarinya mo ndeketin, tapi malah sempoyongan, n nggak jadi...
Suasana cabin dah beneran tegang... Gw yakin semua orang udah mulai panik dengan cara mereka masing-masing...
Me...?
Pasrah udah jadi pilihan utama...
Kalo emang udah sekarang saatnya, mo ngapain lagi toh?
Eventually, we're managed to get out from that cursed cloud...
Langit biru langsung keliatan lagi (sekitar 20 menit-an sebelum landing di Balikpapan, transit)...
Udah berakhir?
Oh, belum sodara2...
setengah jam sebelum mendarat di Sam Ratulangi MDO, kejadian serupa kembali terulang, cuma, dalam skala yang lebih kecil dibanding yang pertama.
But, trust me, rasa paniknya justru lebih gede lagi... (will we make it again this time?)
Tapi, sejarah keselamatan juga ternyata kembali terulang...
N once again, gw termenung penuh syukur...
Berbeda juga emang rasanya kalo kita dalam situasi yang bikin kita bener2 ngerasa nggak punya power sama sekali...
Situasi di mana kita cuma jadi peserta...
Situasi di mana status kita hanyalah 'price-taker'...
Situasi di mana perbedaan bukanlah hal yang menjadi hak prerogatif kita...
Satu hal yg gw pelajari (hal yang sebenarnya udah berkali2 dijejalin ke otak gw, tapi belum pernah gw anggep serius...)
Hidup bukan dalam kontrol kita (manusia)...
So, selama lo masih bisa, jalanin lah dengan se-sedikit mungkin keluhan... Coz, from my humble opinion, we actually don't have the single right to do that...
Selain itu, loe gak bakal tau kapan saatnya dateng. Konsekuensinya, kelarin masalah yang elu bisa kelarin sekarang juga, at least secepatnya... (di akhir taun 2006 kemaren, langkah ini yg gw tempuh ama mereka yang 'acquinted' ama gw... And gosh, it's sooooo relieving... Bwt pertama kalinya gw merasa bener2 dianggap n diakuin... Feels so good to make them happy, also.)
Sekedar turbulence (goncangan di udara) mungkin cuma sebuah peristiwa kecil yang bisa jadi sudah biasa... Namun, sekedar goncangan tersebut setidaknya sudah memunculkan satu makna baru bwt gw (n mungkin beberapa orang lain di Pesawat Batavia Air tersebut)...
Kapan turbulence yang 'sebenarnya' akan menjemput...
Setidaknya, do something dulu lah...
Sudah lewat...
Ketakutan yang kemarin telah berlalu...
Yah, memang nggak bisa dibilang lenyap, hilang, musnah, sirna, tenggelam tak berbekas...
Hanya...
Lebih tenang ngadepinnya...
Lucu juga kalo mengingat gimana sel2 purkinje dalam otak abu2 kita mempermainkan perasaan dalam hitungan jam (bahkan detik n menit)...
Bahasa yg gw kenal, Marginal Propensity of Thoughts...
Setidaknya, gw udah (merasa) melewati titik puncak ketakutan gw...
Sekarang, gimana caranya menghadapi konsekuensi dari pilihan atas ketenangan gw di atas...
Abstrak?
Ya, tentu saja, bukan RoClus namanya kalau tiba2 hadir dengan kejelasan tanpa ambiguitas tanpa sebab...
Btw, UAS telah selesai (setidaknya tinggal satu take-home-test lab.OA), dan ini berarti ada waktu senggang...
Yuxxxxxx.......
Yah, memang nggak bisa dibilang lenyap, hilang, musnah, sirna, tenggelam tak berbekas...
Hanya...
Lebih tenang ngadepinnya...
Lucu juga kalo mengingat gimana sel2 purkinje dalam otak abu2 kita mempermainkan perasaan dalam hitungan jam (bahkan detik n menit)...
Bahasa yg gw kenal, Marginal Propensity of Thoughts...
Setidaknya, gw udah (merasa) melewati titik puncak ketakutan gw...
Sekarang, gimana caranya menghadapi konsekuensi dari pilihan atas ketenangan gw di atas...
Abstrak?
Ya, tentu saja, bukan RoClus namanya kalau tiba2 hadir dengan kejelasan tanpa ambiguitas tanpa sebab...
Btw, UAS telah selesai (setidaknya tinggal satu take-home-test lab.OA), dan ini berarti ada waktu senggang...
Yuxxxxxx.......
Subscribe to:
Posts (Atom)