Mengapa 'sela'?
Mengapa pula 'pertama'?
Mudah, tulisan ini diketik ketika gw lagi nunggu proses archiving data skripsi di malam ini.
Pertama? 'coz gw yakin kegiatan ini (nulis blog kala ngunduh data) bakal beberapa kali lagi gw lakuin...
------------------------------------------------------------
Beberapa hari yang lalu, menonton sebuah film di Platinum, Margo City, Depok...
Bwt gw, itu film bukan sembarang film...
Mengapa?
Coz it's INDONESIAN movie!
Mungkin bwt banyak orang, it's not a big deal! Udah biasa gitu loh nonton pilem produk lokal di bioskop.
But to me, it's something unusual.
Alasannya simpel, gw selama ini menilai pilem produk lokal (pildukal) sebagai film 'kelas dua'.
Jahat banget ya? Well, tapi penilaian ini nggak semerta-merta juga gw jatuhin. It's all b'coz the quality of the previous and alot of movies that arrived in our theaters... (Especially when the 'Satanic Era'. You know what I mean)
Based on those experience, (and alot of un-nice recommendation also), menjatuhkan vonis nggak boleh seumur-umur nonton pildukal di bioskop.
Alasan yang memberatkan dalam penjatuhan vonis itu:
1. Kisah cerita banyak yang mirip, bahkan ada yang 'nyontek'
2. Temanya kurang variatif
3. Teknologi katro, efeknya malah garing
en yang paling penting,
4. Dalam beberapa bulan berikutnya, pasti dapat langsung segera dinikmati di layar kaca...
So, by those evidences, I rest my case...
Berakhirkah sampai di sini?
to be continued...
No comments:
Post a Comment