Sudah lama juga ternyata daku tidak menulis, jika ditelaah dan dilihat lebih lanjut, tulisan (benar-benar "tulisan") terakhir yang daku buat adalah tertanggal 3 Februari 2008, which is kalau dihitung-hitung sudah 4 bulan lebih...
Bisa jadi faktor ini juga yang membuat daku tidak lancar dalam menyelesaikan tugas akhir perkuliahan (skripsi). Ya iyalah, kalo gak biasa nulis mana bisa lancar bikin karya ilmiah nan ribet gituh? Well, based on that thought, I think it's gonna be good to start doing the writing again (of course, regularly), jadi sekarang inilah hasilnya ^_@... (maksudnya sebelah mata gembira, sebelah lagi mumet, dan bibir tanpa ekspresi... OMG, sooo GJ)
Btw, kenapa ada selipan "Turki" di judul tulisan kali ini? Tidak lain dan tidak bukan adalah karena daku begitu kagum dan terperangah akan aksi terakhir 'pasukan sebelas' dari negara asal Sekolah Pribadi yang ada di Margonda Raya.
Yup, pertandingan Turki vs Republik Czek bisa jadi pertandingan paling dramatis yang pernah daku tonton.
Apa penyebabnya?
Penuh dengan gol kah? Oh tidak, partai Belanda-Prancis masih lebih kaya akan gol!
Penuh dengan pemain bintang kah? Oh jelas nggak. Wong nama paling familiar yang daku tau cuma si Milan Baros dari Czek. Itu pun dia duduk di bench (cadangan doang)
Penuh dengan kartu kah? Oh itu pun bukan. Kartu merah memang muncul dan cukup dramatis pula (kiper Turki lah yang terusir!). Tapi faktor kartu ini sekedar bumbu mitchin buat daku.
Lalu apa....???
Jawabannya: Semangat juang.
Yup, pertunjukkan 90 menit++ tersebut menggambarkan hasil apa yang bisa diraih oleh seseorang (dalam hal ini sesetim) apabila semangat juang dan jiwa tandingnya benar-benar dimaterialisasikan.
Secara singkat, first-half dari pertandingan ini tidak begitu menarik. Skornya 1-0 untuk Czek, dan secara pribadi daku memang menjagokan negeri pecahan tersebut. Mata pun sudah terlelap setengah, untung ada film-film malam di channel lain, jadi masih bisa mencuri-curi pandang. Satu-satunya yang bikin daku bela-belain nonton pertandingan ini adalah karena selama ini (di Depok) daku belum pernah sekalipun nonton pertandingan live :( Padahal, daku ngikutin skor-skornya dan mencoba terus update dengan ajang yang satu ini (bahkan sampe bikin score-sheet di Excel yang cukup menyita pikiran, maklum alur logikanya cukup bikin pusing bagi seseorang yang tidak terbiasa membuat program).
Nah, balik ke pertandingan, sampailah di menit ke-62, ketika Czek sekali lagi meluncurkan si bundar ke dalam gawangnya Vulkan (kiper Turki). Hohoho, udah gak ada harapan nih kelihatannya buat Turki. Mana bisa menang toh ya, udah menit segitu, ketinggalannya 2-0 lagi! Hmm, jadi tambah ngantuk nih. Satu-satunya cerita yang pernah daku dengar tentang tim yang bisa keluar dari situasi itu cuma si penyabet "Double Winner taun ini" dari negara asal sepak bola (yang secara syok-ish (maksudnya bikin syok) tidak ikutan piala bola ini.)
Eh, nyana dinyana gundah gulana (syair tak jelas sekedar penambah citarasa tulisan), Turki bisa juga ngisi satu gol di menit 75. Yah, oke lah, mungkin ketinggalan 2-0 nggak bagus juga buat publikasi. Jadi kasi daaaaahhhh... Tapi, buat menang? Hmm, susah kali, udah menit 80-an mana bisa 2 gol lagi?
Lhoo, all-out-of-a-sudden-death (kata terakhir gak usah diperdulikan), si Cech (kiper Czek, eh ternyata ada juga ding 1 lagi pemain yang daku kenal namanya selain si Baros, ya si Cek ini) melakukan kesalahan fatal. Bola udah ketangkep, trus kepeleset, yah jatohnya pas di kaki kapten Turki lagi, langsung aja si Kahveci menendang ringan... Goooolllll... Skor dua sama.
Hmm, menarik... Menarik... Seri juga ternyata. Ternyata bisa adu penalti neh, hohoho, patut ditonton. Ayo, bangun... Bangun...
And there goes the miracle, sesuai peraturan sepakbola, setelah terjadi gol, bola kembali dimainkan dari tengah lapangan (kick-off lagi), oleh tim yang kebobolan. Nah, entah ada cerita apa, tiba-tiba aja bola bisa direbut sama Turki, n in an instant (approximately two minutes) Mister Nihat Kahveci kembali menaklukan Mister Cek! Gilaaaaa!!! Tiga-Dua buat Turki Coy!
Mata udah nggak ada merem-meremnya lagi, cuma bisa bersorak-sorak semi mendesah (maklum Papa Mama dan Adik sudah terlelap, cuma sendirian nonton tipi sambil ngunyah sate kambing)... Dashyat!
Ternyata, drama belum berakhir, tim Czek yang kini syok-ed (merasa syok, pen.) sesuai dugaan penulis langsung menjadi lebih liar (ya iyalah kalo kalah berarti gak lulus ke babak selanjutnya). En the next drama happened on minute 90. Sang Vulkan (kiper Turki) diusir wasit. Halah... Garingks... Menit udah tinggal injury, tapi malah kehilangan kiper? Jangan-jangan dapet penalti nih si Czek? udah gitu, semua jatah substitusi sudah dipakai oleh Turki, dengan kata lain, tak boleh lagi ada pemain luar yang masuk ke dalam. Bleh, yang jadi kiper sekarang akhirnya seseorang lain yang daku tak tahu...
Ternyata...
tidak penalti :0
Dan, demikianlah, beberapa menit kemudian Turki secara dramatis dan mengagumkan lolos dari grup A, menemani Portugal (yang pada saat yang sama dicukur Swiss, 2-0. Hmm, baik hati amat ya Portu ama tim yang sudah pasti gak lolos. Gara-gara tuan rumah kali' ya, trus takut digebukin ama home-fan, jadi Kasi daaaaahhhhh....)
Enough,
koq jadi reportase pertandingan gini ya?
Well, moral of the story, once again, don't lose your spirit! You may lose your score, and you may lose your player. But never ever ever lose your spirit, and You can create miracles!
MU had proven it. Turkey had also proven it.
Salam Spirit!
~Halah, kok jadi ngerasa ngiklanin sebuah produk penambah tenaga gini yah?~
2 comments:
ommm...lama gak berjumpa.....
pa kabar?
huaha! u r funny.. as usual..
Post a Comment